Jumat, 25 Maret 2011

Ketika Indonesia Hanya Tinggal Nama, Dimana Menjadi Negara Tanpa Tanah Dan Penduduk Aslinya

Hmmmm, cuaca sore hari ini lumayan adem banget.Sudah 2 hari cuaca kaya gini gw rasain.Hal ini juga ditambah dengan mulai membaiknya kondisi gw pasca kecelakaan motor, dimana gw harus mendapat luka jahitan.Yah walaupun untuk saat ini, gw belum bisa buka jahitan, tapi setidaknya gw masih bisa beraktifitas seperti biasa di dalam rumah.

Gw akan menulis sedikit tentang Indonesia, suatu negara di bagian Asia Tenggara, berbentuk negara kepulauan dan memiliki sistem pemerintahan republik, tempat kelahiran dan tinggal gw.Namun yang gw rasakan sekarang, gw merasa gak tinggal di Indonesia.Banyak fenomena dalam sehari-hari yang menunjukkan kalo penduduk Indonesia tidak menjadi "Tuan Rumah" di rumah mereka sendiri.Memang, penduduk di Indonesia, tidaklah murni orang Indonesia asli namun ada pula yang campuran seperti Indo Belanda, Indo Cina dan ada pula yang disini cuman numpang lahir dan dianggap WNI.Gw bukan mempermasalahkan komposisi penduduk masyarakat Indonesia seperti apa,namun gw permasalahkan adalah dalam bidang lain terutama ekonomi.Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia sebagian besar merupakan milik negara luar, dimana perusahaan-perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi, yang memakai tenaga kerja Indonesia.Namun kesejahteraannya baik untuk pegawai dan keluarganya sangat kurang diperhatikan terutama kaum buruh.Kondisi ini diperparah dengan UU yang kurang memihak kepada tenaga kerja.Hal ini akan membuat orang-orang asing akan makin berkuasa dan bebas memperlakukan para buruh mereka, SUCK.Kadang mereka memperlakukan pegawainya dengan kurang manusiawi.Mereka bisa menghardik pegawainya dengan kata-kata kasar yang mungkin orang Indonesia sendiri pun gak akan mengatakan walaupun dia sangat marah.

Contoh lain kalo misalnya gw ke salah satu mall di Jakarta Utara (karena domisili gw disitu).Pengunjungnya didominasi oleh mata sipit, sedangkan orang Indonesia jarang banget gw liat.Kalo udah masuk tuh mall, gw bener-bener serasa bukan tinggal di Indonesia, bisa dibilang tinggal di Eropa atau negara lainnya.Hal yang paling gw gak sukai dari mereka, mereka terkesan sombong.Gw tau lah mereka semua tajir, dengan cara mereka masing-masing dan gw juga gak iri, namun mereka semua gak berhak dengan membusung dada, menatap sinis oleh mata sipit mereka dan berjalan penuh kesombongan.Gw terkadang berteriak dalam hati "LU SEMUA TUH NUMPANG DI INDONESIA, BANYAK GAYA LAGI".

Maaf jika tulisan gw ini mengandung SARA, namun gw hanya mencoba menulis apa yang gw rasa.Gw hanya merasa miris dengan Indonesia.Gw hanya gak mau Indonesia seperti apa yang gw tulis di judul posting ini, hanya nama tanpa tanah dan penduduk asli.Kita bisa membangun negeri ini dengan kekuatan kita sendiri.Soekarno ketika mengatakan tentang Berdikari pun, berdasar pada alasan yang kuat karena rakyat Indonesia sangatlah kuat dan mampu menjalankan pemerintahannya.Namun semua itu sepertinya sudah berbanding terbalik dengan kehidupan modern zaman sekarang.Pengaruh hedonisme, hidup ala kebaratan serta pola hidup yang ingin selalu glamor dan mewah, membuat rakyat Indonesia lupa dengan jati diri mereka, terutama di kalangan muda.Namun tidak semua pemuda seperti itu.Banyak pemuda yang masih memiliki rasa cinta dan bangga kepada Indonesia, walaupun hanya dalam moment tertentu.Gw masih inget ketika final AFF 2010 kemaren ketika Indonesia bertemu Malayasia dalam leg kedua di Jakarta.Ketika itu Stadion Gelora Bung Karno, berubah menjadi lautan manusia berwarna merah, sesuai warna kostum timnas.Hal ini merupakan bukti bahwa masih banyak pemuda yang mencintai negeri ini.

Harapan gw ke depan, marilah kita semua rakyat Indonesia berubah menuju lebih baik.Jangan hanya dalam bentuk wacana, tapi berubah dalam bentuk suatu pergerakan yang nyata.Gw memang untuk saat ini belum menjadi apa-apa, tapi gw masih punya semangat untuk mencapai cita-cita gw dan menjadi orang yang berguna untuk keluarga, bangsa dan negara.

Indonesia, walaupun banyak dicerca tapi gw tetep bangga karena jasa pahlawan telah membuat engkau ada...

Selasa, 22 Maret 2011

Women, Part Of My Life Story

Wanita, kalo membahas soal ini, pasti gak ada habisnya.Banyak bahasan tentang wanita yang kalo kita telusuri, sangat menarik untuk dipelajari.Hal-hal tersebut sudah sering dibahas di berbagai media maupun blog, contohnya tentang tips-tips merayu wanita, bagaimana cara agar wanita mengejar kaum adam, semua itu pun termasuk ilmu bagaimana kita mengenal wanita.Untuk posting ni, gw gak akan membahas tentang tips-tips jitu buat menaklukkan hati seorang mahluk bernama wanita.Saya akan menulis bagaimana seorang wanita berdasar pada pandangan gw dan pengalaman yang pernah gw dapat, baik ketika pacaran ataupun cerita dari teman-teman gw.

Wanita, seorang mahluk yang yang diciptakan dan ditakdirkan untuk mendampingi seorang pria.Sering wanita diasumsikan sebagai seorang yang halus, lembut dan terkadang lemah, walaupun untuk zaman sekarang, banyak wanita menepis kata "LEMAH" dikarenakan mereka sudah banyak belajar mandiri dan berusaha melindungi diri dengan cara mereka.Namun wanita tetaplah wanita.Sekuat apapun mereka, tidak bisa dipungkiri bahwa pasti mereka membutuhkan seorang pria dalam hidupnya.Seorang pria yang mampu menemani dan mendukung apa yang selalu dikerjakan oleh sang wanita.Wanita terkadang sering menunjukkan kelemahannya pada pasangannya terutama pada saat kencan.Mereka akan merasa seperti ingin dimanjakan layaknya anak kecil.Semua itu dilakukan oleh wanita agar sang pria bisa menunjukkan bagaimana cara menyayangi sang wanita.

Dalam hidup gw pun seperti itu.Namun, jujur, gw belum mengerti benar bagaimana memperlakukan seorang wanita dengan benar.Berbagai sumber informasi sudah banyak gw baca hanya untuk mengetahui bagaimana wanita itu sebenarnya.Wanita itu terkadang membingungkan.Contohnya adalah ketika dia marah atau kesal.Ketika ditanya kenapa kamu marah, apakah ada hal yang salah pada diri gw, dia hanya diam dan berkata "gak ada apa-apa".Namun ekspresi tubuh terutama mukanya tidak menunjukkan demikian.Mereka juga terkadang menuntut seorang pria untuk selalu bisa mengerti mereka tanpa harus kita bertanya dengan mereka.Ketika mereka ingin sesuatu, mereka akan menunjukan secara tersirat tanpa harus meminta kepada sang pria.Hal ini yang terutama membuat gw bingung, harus bertindak seperti apa dan harus bagaimana memulainya.Tetapi sekali lagi, wanita tetaplah wanita.Dia membutuhkan kasih sayang dari pria baik secara tersirat atau berbicara secara langsung.Dia akan benar-benar mencintai seorang pria yang dia rasa pas untuk dirinya dan akan berusaha mempertahankan hubungan cintanya.

Btw, berbicara tentang mempertahankan hubungan cinta, gw punya pengalaman tersendiri untuk ini.Gw pacaran sudah 4 kali dan bisa dibilang gak lama pacarannya.Paling lama pun hanya 8 bulan.Tapi dari semua pacaran itu, banyak pelajaran yang bisa gw ambil, terutama bagaimana menjaga hubungan kita dengan si pacar.Tapi ada satu hal yang gw tidak mengerti tentang alasan untuk mengakhiri suatu hubungan.Kenapa hanya dengan alasan tidak cocok lalu mengakhiri hubungan.Menurut gw, hal itu masih bisa diperbaiki dengan lebih berusaha saling mengerti dan saling memaafkan satu sama lain.Alasan yang paling logis dan gak bisa ditolerir lagi untuk mengakhiri suatu hubungan menurut gw adalah SELINGKUH.Kenapa selingkuh? karena dengan 1 perbuatan tersebut akan menyebabkan timbulnya kekecewaan lainnya, terutama kepercayaan.

Gw selalu merasa iri dengan beberapa teman-teman gw yang memiliki hubungan sangat lama bahkan akhirnya menikah.Gw merasa pacaran mereka tidak ribet karena mereka sudah saling mengerti satu sama lain.Mungkin masalah dalam hubungan seperti ini, kalo gak bosen, ya selingkuh.Tapi secara pribadi gw memang tidak bisa untuk selingkuh.Ketika pacaran dulu saja, gw sempat terpikir untuk selingkuh tapi tetap tidak bisa.Gw selalu kepikiran pacar gw dan terlintas pikiran seandainya adik gw yang pacaran dan diselingkuhin ama pacarnya, gw juga tidak mau dong (maklum, gw punya adek cewek).

Senin, 21 Maret 2011

Wanita Pelacur, Keinginan Atau Keterpaksaan

Awalnya kenapa gw mau menulis tentang judul ini, gw terinspirasi dari film Indonesia yang judulnya "Pengakuan Seorang Pelacur".Filmnya sih rada vulgar, tapi begitu gw ikutin jalan ceritanya, lumayan baguslah.Gw juga sebelum nonton berpikir "Wah film sampah apa lagi ni??".Gw berpikir begitu karena gw tahu, rata-rata film drama yang lain, yang judulnya aneh-aneh, isinya gak berbobot dan hanya mengumbar sensualitas tubuh artisnya.Tapi berbeda ama film ini, dimana jalan ceritanya berkisah tentang seorang wanita desa yang merasa dikecewakan oleh pacarnya padahal dia sudah memberikan semuanya, bahkan kehormatannya.Namun yang terjadi, sang pria meninggalkan dia dengan bertunangan dengan gadis lain.Sang gadis merasa galau (kalo bahasa twitter gitu) dan akhirnya dia ke Jakarta untuk mencari pekerjaan sekaligus untuk melupakan kenangan dimasa lalunya, dimana akhirnya dia berujung menjadi pelacur.Di akhir cerita, sang gadis mendapat seorang lelaki yang sangat baik, yang mau menerima sang gadis apa adanya, walaupun si gadis seorang pelacur.Namun sang gadis merasa bersalah karena dia tidak pernah jujur kepada sang lelaki, dimana akhirnya ia ingin membuat pengakuan tentang dirinya di depan media.

Setelah nonton film ini, gw sempet terlintas pikiran, GAK SEMUA WANITA PELACUR INGIN MENJADI PELACUR.Pendapat orang memang bahwa perbuatan tersebut sangatlah kotor, dimana mereka mencari uang dengan cara haram.Sebagian orang malah menganggap, lebih baik mati dibanding harus menjual tubuh.Tapi bila kita melihat dari sisi seorang pelacur, mungkin mereka juga tidak pernah berpikir untuk menjadi pelacur bahkan mereka sangatlah ingin berhenti menjalani profesi mereka.Bagaimanapun seorang pelacur, mereka tetaplah wanita, yang butuh kasih sayang dan butuh cinta dalam hidupnya.Mereka juga punya hak untuk menjadi seorang istri dan ibu yang baik untuk anak-anaknya dalam satu keluarga yang utuh.Namun apa daya, dorongan ekonomi yang tinggi di kota-kota besar terutama Jakarta dan adanya pengawasan yang ketat dari "Mami" atau germo mereka, membuat mereka sulit keluar dari pekerjaan mereka.Mudah saja untuk kita menyuruh mereka untuk berhenti, apalagi sering kali ada banyaknya razia yang menangkap pelacur-pelacur itu kemudian diberi bimbingan dan ketrampilan di lembaga masyarakat dan sosial agar mereka bisa berhenti untuk melakukan profesi itu.Namun setelah beberapa lama, mereka kembali menjadi seorang pelacur.

Menurut gw, ada beberapa pelacur yang justru menikmati pekerjaan mereka dan gak mau berhenti.Mereka bisa merasa selalu have fun dengan kegiatan seksnya dan bisa mendapat uang banyak dengan cara mudah.Apalagi objek yang dijadikan oleh para pelacur (terutama kelas atas) adalah para eksekutif dan orang-orang kaya.Fenomena pelacur ini mulai merambah ke kalangan mahasiswa bahkan SMA maupun SMP.Mungkin untuk kalangan pelajar yang berstatus berkeluarga miskin, mereka akan terjun ke dunia pelacur ini.Namun ada juga pelajar yang keluarganya cukup mapan, bahkan kaya, juga ikut-ikutan untuk menjadi pelacur.Gw gak tau alasannya apa, tapi menurut berbagai sumber media yang gw baca, alasannya gak jauh beda dengan yang status keluarga miskin yaitu UANG.Mereka yaitu pelajar dari keluarga mapan, beralasan kalo uang jajan mereka sangat kurang untuk menutupi kehidupan sehari-hari mereka, terutama kebutuhan pribadi yang berbau fashion.Tingkat hedonisme dan keinginan selalu hura-hura dikala muda yang membuat mereka mengambil jalan lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.