Awalnya kenapa gw mau menulis tentang judul ini, gw terinspirasi dari film Indonesia yang judulnya "Pengakuan Seorang Pelacur".Filmnya sih rada vulgar, tapi begitu gw ikutin jalan ceritanya, lumayan baguslah.Gw juga sebelum nonton berpikir "Wah film sampah apa lagi ni??".Gw berpikir begitu karena gw tahu, rata-rata film drama yang lain, yang judulnya aneh-aneh, isinya gak berbobot dan hanya mengumbar sensualitas tubuh artisnya.Tapi berbeda ama film ini, dimana jalan ceritanya berkisah tentang seorang wanita desa yang merasa dikecewakan oleh pacarnya padahal dia sudah memberikan semuanya, bahkan kehormatannya.Namun yang terjadi, sang pria meninggalkan dia dengan bertunangan dengan gadis lain.Sang gadis merasa galau (kalo bahasa twitter gitu) dan akhirnya dia ke Jakarta untuk mencari pekerjaan sekaligus untuk melupakan kenangan dimasa lalunya, dimana akhirnya dia berujung menjadi pelacur.Di akhir cerita, sang gadis mendapat seorang lelaki yang sangat baik, yang mau menerima sang gadis apa adanya, walaupun si gadis seorang pelacur.Namun sang gadis merasa bersalah karena dia tidak pernah jujur kepada sang lelaki, dimana akhirnya ia ingin membuat pengakuan tentang dirinya di depan media.
Setelah nonton film ini, gw sempet terlintas pikiran, GAK SEMUA WANITA PELACUR INGIN MENJADI PELACUR.Pendapat orang memang bahwa perbuatan tersebut sangatlah kotor, dimana mereka mencari uang dengan cara haram.Sebagian orang malah menganggap, lebih baik mati dibanding harus menjual tubuh.Tapi bila kita melihat dari sisi seorang pelacur, mungkin mereka juga tidak pernah berpikir untuk menjadi pelacur bahkan mereka sangatlah ingin berhenti menjalani profesi mereka.Bagaimanapun seorang pelacur, mereka tetaplah wanita, yang butuh kasih sayang dan butuh cinta dalam hidupnya.Mereka juga punya hak untuk menjadi seorang istri dan ibu yang baik untuk anak-anaknya dalam satu keluarga yang utuh.Namun apa daya, dorongan ekonomi yang tinggi di kota-kota besar terutama Jakarta dan adanya pengawasan yang ketat dari "Mami" atau germo mereka, membuat mereka sulit keluar dari pekerjaan mereka.Mudah saja untuk kita menyuruh mereka untuk berhenti, apalagi sering kali ada banyaknya razia yang menangkap pelacur-pelacur itu kemudian diberi bimbingan dan ketrampilan di lembaga masyarakat dan sosial agar mereka bisa berhenti untuk melakukan profesi itu.Namun setelah beberapa lama, mereka kembali menjadi seorang pelacur.
Menurut gw, ada beberapa pelacur yang justru menikmati pekerjaan mereka dan gak mau berhenti.Mereka bisa merasa selalu have fun dengan kegiatan seksnya dan bisa mendapat uang banyak dengan cara mudah.Apalagi objek yang dijadikan oleh para pelacur (terutama kelas atas) adalah para eksekutif dan orang-orang kaya.Fenomena pelacur ini mulai merambah ke kalangan mahasiswa bahkan SMA maupun SMP.Mungkin untuk kalangan pelajar yang berstatus berkeluarga miskin, mereka akan terjun ke dunia pelacur ini.Namun ada juga pelajar yang keluarganya cukup mapan, bahkan kaya, juga ikut-ikutan untuk menjadi pelacur.Gw gak tau alasannya apa, tapi menurut berbagai sumber media yang gw baca, alasannya gak jauh beda dengan yang status keluarga miskin yaitu UANG.Mereka yaitu pelajar dari keluarga mapan, beralasan kalo uang jajan mereka sangat kurang untuk menutupi kehidupan sehari-hari mereka, terutama kebutuhan pribadi yang berbau fashion.Tingkat hedonisme dan keinginan selalu hura-hura dikala muda yang membuat mereka mengambil jalan lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar